Manusia yang baru saja dilahirkan bagaikan selembar kertas putih. Seiring berjalannya waktu, masing-masing individu mulai memiliki wujud kertas yang berbeda. Ada yang putih polos, ada yang memiliki garisan-garisan tinta, dan ada juga yang dipenuhi dengan tinta.
Ada yang bilang bahwa kertas yang putih indah. Ada juga yang bilang dengan garis-garis yang tergores di atas kertas dapat menjadikan kertas tersebut seni yang indah. Seiring berjalannya waktu, masing-masing individu yang memutuskan manakah yang benar.
Hidup ini seperti roda yang terus berputar. Kadang seorang manusia bisa berada di bawah, kadang bisa di atas. Saat berada di bawah, mungkin sulit bagi seorang manusia untuk bisa melakukan putaran untuk berada pada bagian atas. Saat berada di atas, mungkin terlalu terbuai seorang manusia sehingga tanpa terasa mereka sudah berada di bagian bawah.
Manusia yang merupakan makhluk sosial, membutuhkan satu sama lain untuk mempertahankan posisi roda tersebut agar tidak terlalu lama berada di bagian bawah. Tetapi tidak semua manusia ada untuk manusia lain sana saat manusia lain sedang membutuhkan mereka.
Terkadang untuk mencapai tujuan tertentu, manusia terlalu berfokus pada tetek bengek kecil yang membuat manusia malah lari jauh dari tujuan awal mereka. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan tersebut justru membuat apa yang sebenarnya mereka inginkan tidak terpenuhi.
Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa hidup bukanlah antara hitam dan putih saja. Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari di antara keduanya terdapat abu-abu. Hidup adalah abu-abu. Bagaikan dua sisi dari sebuah koin.
No comments:
Post a Comment